Latest News

07 Nov 2023

The Way of the Manager-leader

by: Anci Web

Empati, yakni kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, ada pada titik tertingginya di tahun pertama kehidupan. Empati mulai hilang ketika kita menjadi sadar bahwa apa yang kita rasakan dan apa yang dirasakan orang lain tidaklah sama bahwa kita dan orang lain adalah entitas yang sama sekali terpisah.

Empati menurun drastis ketika muncul keinginan untuk lebih mempedulikan apa yang kita rasakan daripada apa yang orang lain rasakan—pada saat itulah kita belajar untuk egois. Ada orang yang kehilangan bekal empati mereka di usia remaja, dan tidak akan pernah memperolehnya kembali.

Orang-orang yang kurang berempati akan sulit untuk dilihat sebagai orang yang rendah hati di mata orang lain. Karena jika tidak mengindahkan perasaan orang lain, mereka dicap tidak sensitif, tidak peduli, egois atau hanya mementingkan diri sendiri—walaupun sebenarnya mereka tidak bermaksud demikian.

Coba perhatikan orang-orang di sekitar. Dapatkah kita membedakan antara orang yang menyebalkan namun tidak sadar karena kurang berempati dengan orang yang melakukannya dengan sengaja?

Namun, empati saja tidaklah cukup.

Untuk menangani sisi manusia dalam pekerjaan, harus ada kemauan untuk menghormati apa yang orang lain ketahui, pikirkan dan rasakan. Dengan kata lain, dibutuhkan sikap yang rendah hati. Dari mana sikap ini muncul?

Santo Yohanes Climacus pernah menulis: “Harga diri yang terlalu tinggi membuat kita lupa akan dosa-dosa kita. Tapi dengan mengingatnya, akan membawa kita kembali pada kerendahan hati,”.

Kerendahan hati datang dari mengingat kembali kegagalan-kegagalan, kegagalan dan ketidaksempurnaan kita, dan menyadari bahwa semua manusia, tanpa kecuali, mempunyai kekurangan dan kelebihan.

Albert Einstein yang menyatakan: “Menjadi teladan bukanlah cara yang paling utama dalam memimpin, menjadi teladan adalah satu-satunya cara.”

Berintegritas dalam memimpin dengan tidak memaksakan aturan tertentu pada orang lain, bilamana aturan tersebut tidak dapat ia terapkan pada dirinya sendiri.

Kita dapat menjadi lebih efektif dalam memimpin orang lain dengan integritas jika kita mempunyai kerendahan hati yang cukup untuk menempatkan diri kita dalam posisi yang setara dengan mereka, yakni aturan yang berlaku untuk bawahan juga berlaku untuk kita. Karena kurangnya kerendahan hati, ada beberapa pemimpin yang melihat dirinya berhak menyalahi aturan dan mempunyai sikap: “Do as I say, but don’t do as I do”.

11 Mar 2023

Kemanusiaan diatas Agama [Humanity Above Religion]

by: Anci Web

Kemanusiaan adalah nilai universal yang diakui oleh semua agama dan kepercayaan. Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk mengutamakan nilai kemanusiaan diatas agama dan kepercayaan kita sendiri. Ini adalah prinsip yang sangat penting dalam membangun masyarakat yang damai, toleran, dan inklusif.

Ketika kita mengutamakan kemanusiaan di atas agama, kita membuka diri untuk memahami pandangan dan nilai orang lain. Kita belajar untuk menghormati perbedaan agama dan kepercayaan, dan memahami bahwa setiap orang memiliki hak untuk hidup dengan cara mereka sendiri. Kita juga belajar untuk berempati dengan orang lain, terlepas dari agama atau kepercayaan mereka.

Didunia yang terus berkembang, kita dihadapkan pada tantangan dan masalah yang membutuhkan solusi yang luas dan inklusif. Ketika kita mengutamakan kemanusiaan di atas agama, kita dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan untuk masalah global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial.

Namun, seringkali agama dan kepercayaan digunakan sebagai alat untuk membenarkan tindakan intoleran dan diskriminatif terhadap kelompok lain. Sebagai manusia, kita harus mengakui bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi keyakinan seseorang dan tidak boleh menggunakan agama sebagai alasan untuk membenarkan tindakan yang tidak manusiawi.

Dalam kesimpulan, mengutamakan kemanusiaan di atas agama adalah prinsip yang penting dalam membangun masyarakat yang damai, toleran, dan inklusif. Dengan mengutamakan nilai-nilai universal kemanusiaan, kita dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang adil dan berkelanjutan untuk masalah global dan membangun dunia yang lebih baik bagi semua orang.

30 Nov 2022

Mengapa Tuhan Menciptakan Neraka ?

by: Anci Web

Kita hidup di semesta yang sama, di planet bumi yang sama, dalam dimensi yang sama, tetapi kita berbeda suku, bangsa, ras dan yang terpenting memiliki perspektif yang berbeda tentang TUHAN.

Seharusnya diantara berbagai persepsi kita tentang Tuhan yang bernama agama, hanya ada SATU TUHAN SEJATI siapapun itu yang benar2 menciptakan dan memelihara semesta yang kita kenal saat ini maupun semesta nanti (life after death).

TUHAN-TUHAN yang kita kenal dalam setiap agama mengancam, barang siapa yang mengambil Tuhan selain-Nya akan kekal di dalam NERAKA yang ia ciptakan. gambaran siksa neraka amatlah kejam dengan kesadisan yang tidak bisa kita bayangkan dilakukan oleh manusia beradab (meskipun kalau kita mengenal sejarah perang abad pertengahan dan perang modern, kekejaman perang, penyiksaan, perkosaan, pembunuhan dengan cara kejam masih ada).

Kenapa TUHAN yang Maha Pengasih menghukum kekal seseorang yang SALAH MEMPERSEPSIKAN TUHAN SEJATI masuk neraka selama2nya, mekipun dia sudah berbuat baik sebagai manusia dan menjauhi berbuat jahat? Padahal kesalahan pengenalan terhadap TUHAN bukanlah salah dia semata2, bisa jadi karena lingkungan dia dibesarkan, maupun konklusi akhir dari pencarian seseorang terhadap ke-TUHAN-an ternyata salah mengenali TUHAN SEJATI.

Kenapa TUHAN yang Maha Pengasih menciptakan neraka kekal untuk manusia yang salah beragama / salah mengenali TUHAN menurut-Nya?

30 Nov 2022

Hidup adalah misteri

by: Anci Web

Kata seorang teman ketika kami diskusi di warung kopi. Saya pun mengiyakan waktu itu, karena ketidak-pahaman. Memang lebih mudah mengamini sesuatu karena ketidak-tahuan daripada berargumen tanpa pengetahuan..

Waktu berlalu dan aku bertemu seorang teman baru. Ilmunya jauh lebih mumpuni dan ia sudah mengalami banyak peristiwa dalam hidupnya yang membuatnya jauh lebih matang.

Proses hidupnya yang penuh tekanan membuat ia mampu mendefinisikan tentang kunci-kunci hidup sebagaimana teori yang ia dapatkan..

“Hidup itu sesungguhnya bukan misteri..” Katanya waktu itu padaku ketika kami minum kopi.

“Hidup itu adalah sebab akibat. Akibat yang kamu dapatkan sekarang ini adalah berkat sebab-sebab yang dulu kamu hadirkan..”

Gurat wajahnya tampak tenang. Ia stabil dan sudah menemukan titik keseimbangan. Kebahagiaan buatnya bukanlah seberapa banyak ia berlimpah materi, tetapi seberapa jauh ia mengerti.

“Sejak awal bumi diciptakan sampai sekarang, sebenarnya pola dari sebuah peristiwa begitu-begitu saja. Hanya pelaku, waktu dan peristiwanya saja yang berbeda-beda. Tapi sebenarnya inti dan maknanya semua sama...”

Aku asik mendengarkan paparannya tentang teori sebab akibat. Bahwa banyak sebab yang dihadirkan oleh manusia karena nafsunya, karena keinginannya. Dan banyak manusia patah karenanya.

“Itulah kenapa semua kitab suci selalu mengulang-ulang pesan. Bahwa kebodohan manusialah penyebab semua perkara. Cuma tidak banyak manusia yang dengan jantan mengakuinya, malah sibuk mencari kambing hitam.

Sakit karena gaya hidupnya, ia menyebutnya musibah. Anaknya tertangkap karena narkoba, ia bilang ini ujian. Dan banyak lagi alasan yang membuat manusia merasa nyaman ketika menghadirkan sosok Tuhan.

Ia tidak mudah mengupas dirinya sendiri, dimana salah saya ? Apa sebab yang saya hadirkan sehingga berakibat seperti ini ?”

Ia lalu menjelaskan panjang lebar tentang banyak rahasia hidup ini yang membutuhkan bercangkir-cangkir kopi untuk menyerapnya. Baru kusadari bahwa hidup ini sebenarnya sudah bukan misteri, hanya kita saja yang tidak mengerti..

“Lalu bagaimana supaya bisa mendapat akibat-akibat baik ?” Tanyaku polos sambil menyeruput secangkir kopi yang terakhir..

“Mudah..” Jawab temanku. “Hadirkanlah sebab-sebab baik dalam hidupmu..”

Ah, sederhana sebenarnya tapi tidak mudah memahami apalagi menjalaninya..

Mulai saat itu, kuputuskan untuk mencari kunci-kunci hidup sebelum menuju ke dunia lain dimana sesungguhnya misteri itu terjadi, yaitu dunia kematian..

15 Nov 2022

Teori Kebenaran

by: Anci Web

Kebenaran itu adalah kesesuaian antara apa yang kita tahu (pengetahuan) dengan objek pengetahuan itu sendiri.

Kebenaran juga memiliki tingkatannya, yang paling rendah itu adalah kebenaran fisik, yaitu apa yang kamu inderakan sebagai benar maka itulah kebenaran.

Lalu kebenaran ilmiah, kebenaran ini membutuhkan pengujian dari apa yang bisa diinderakan.

Lalu adalah kebenaran filosofis, kebenaran yang didapat dari hasil pemikiran dan yang tertinggi terakhir disebut kebenaran hakiki, ini kebenaran yang tidak terbantahkan berdasarkan pada 3 kebenaran sebelumnya.

Sesuatu bisa disebut benar kalo dia memiliki korelasi/korespodensi, artinya kurang lebih suatu hal dianggap benar kalo antara apa yang didefinisikan sesuai dengan apa yang diamati.

Selanjutnya sesuatu dianggap benar kalau memiliki konsistensi dimana hal itu berlaku tidak hanya sekali saja.

Yang ketiga adalah masalah practicallity, sesuatu dianggap benar apabila berguna dan mampu memecahkan masalah yang ada. Jadi semisal ada persamaan matematik, lalu kita mengutak-atik memakai berbagai rumus dan menemukan jawabannya, entah apakah rumus itu benar atau tidak namun kenyataan bahwa hasil akhirnya adalah tepat maka hal itu dianggap benar dan sebuah kebenaran.

08 Nov 2022

Kebijaksanaan

by: Anci Web

Ada 3 Jalan untuk memperoleh Wisdom

  • Refleksi diri
  • Imitasi
  • Belajar dari pengalaman
  • Dan Refleksi diri, adalah cara termulia untuk memperoleh Kebijaksanaan.

    Untuk memperoleh kebijaksanaan (Wisdom) orang harus memiliki pengetahuan (Knowledge), untuk mendapatkan pengetahuan orang harus memahami informasi (Information) dan untuk dapat memahani informasi orang harus mengumpulkan Fakta (Data).

    Data itu bisa didapatkan dari apa saja, bisa melalui observasi ataupun percobaan maupun pengalaman.

    Fakta adalah misalnya api itu panas, api itu membakar, bensin adalah barang mudah terbakar, dan lain sebagainya.

    Informasi  adalah sebuah konteks dari fakta-fakta yg ada, contoh Seseorang yg menyalakan api dari korek api membuat kebakaran besar di SPBU.

    Knowledge adalah proses pengolahan informasi untuk menadi sebuah pengetahuan, kenapa api didekat SPBU menyebabkan kebakaran ?

    Untuk menjawab pertanyaan ini kita akan mencari data yang ada, dan data yang ada mengatakan api itu membakar, dan besin adalah mudah terbakar, dgn informasi bahwa ada orang menyalakan api dari korek api maka akan dibuat kesimpulan bahwa api dari korek api lah yang menyebabkan kebakaran besar di SPBU Ini knowledge.

    Lalu Wisdom (Kebijaksanaan) adalah essensi yang di dapatkan dari knowledge ini, misalnya Jangan menyalakan api ketika dekat SPBU karena akan menyebabkan kebakaran.

    22 Jul 2022

    Kejujuran

    by: Anci Web

    Tingkatan sebuah kejujuran adalah :

  • Saya jujur karena menguntungkan bagi keadaan saat ini/lebih menguntungkan secara keseluruhan (Li).
  • Saya jujur karena saya ingin orang lain juga jujur (Yi).
  • Saya jujur karena saya harus hidup sebagai orang jujur (Ren).
  • Li = Didunia ini orang pada berteriak-teriak ingin meminta kebenaran / kejujuran, namun masalahnya tidak semua orang mampu menerimanya/menanggungnya.
    Dalam contoh, seorang pasien menanyakan ke dokter mengenai sakitnya, dan dokter melihat kondisi kalau pasien tersebut tidak akan mampu / menerima kejujuran & malah akan makin memperparah sakitnya, jadi dokter tersebut menjawab "Kamu baik-baik saja".
    Disini pertimbangan dokter tersebut bermain dalam artian utilitarian yaitu antara jujur dan tidak jujur mana yg akan memberikan benefit lebih secara  keseluruhan.

    Yi =  Mengajarkan kejujuran ke anak karena kamu ingin agar sianak bisa jujur sama kamu. dan kalau kamu berbohong keanak, maka anak tersebut nantinya akan sulit percaya omongan kamu dimasa yang akan datang.

    Ren = Sebuah level kejujuran yang tertinggi yang harus diajarkan ke anak, dimana anak akan belajar dan tahu bahwa kejujuran itu terletak pada niat didalam diri, soal cara selalu harus disesuaikan dengan keadaan.

    22 Jul 2022

    Menyerah dan Merelakan

    by: Anci Web

    "Nothing is Imposible"

    "Never give up"

    "Jangan menyerah"

    "Winners never quit, Quitters never win"

    "Loosers said it may be done but it must be difficult, Champions said it may be difficult but sure it can be done"

    Apakah semua quote di atas itu benar ? Dari sejak kecil sampai dewasa, kita selalu didoktrin oleh orang tua, motivator, film-film dan orang di sekitar kita bahwa menyerah itu sumber dari segala kegagalan. Cukup lama juga kata-kata never give up atau whatever the price itu saya amini sampai kemudian terbesit suatu pikiran yang mempertanyakan kebenaran anggapan ini.

    Bahwa kadang menyerah itu bukan selalu berarti pengecut, bukan berarti looser, kadang menyerah justru berarti Merelakan dan Menyadari.

    Merelakan impian dan ego kita untuk dikoreksi. Menyadari bahwa sesuatu yang kamu kejar belum tentu yang terbaik yang direncanakan Tuhan untukmu. Menyerah bisa jadi sebuah turning point, menyadari bahwa kita selama ini mengambil jalan yang salah dan memutar mobil kita ke arah yang benar. Menyadari bahwa mungkin kamu memimpikan impian yang salah, mungkin karena itu juga Tuhan memberimu kegagalan demi kegagalan, bukan untuk mendewasakanmu tapi untuk membuka mata dan telingamu akan rencana lain yang sudah Ia persiapkan.

    22 Jul 2022

    Pemimpin Bersikap

    by: Anci Web

    Pepatah mengatakan, mereka yang memerintah harus mendengar namun berlagak tuli, harus melihat namun berlagak buta.

    Kaisar Kang Xi berkata, "Ketika negara memilih pejabat, moralitas/integritas dan kedermawanan seseorang yg harus diutamakan, talenta dan keahliannya bisa dinomor duakan. Pejabat yang memiliki hati dan integritas bisa mempelajari keahlian ataupun mencari pembantu yg ahli namun sejarah telah sering membuktikan bahwa mengangkat pejabat yang handal tapi lalim akan membuat petaka besar nantinya."

    Kaisar Qian Long berkata, "Dalam sebuah keluarga, kemakmuran dan kebahagian keluarga tersebut dalam terlihat dari istri dan anak-anaknya, jika sang istri selalu tampil cantik dan menggunakan perhiasan dan anak-anaknya mereka terlihat gemuk dan tersenyum artinya sang kepala keluarga telah melakukan tugasnya dengan baik, begitu pula dengan memerintah kekaisaran, Kaisar adalah kepala keluarga dan rakyat dinasti adalah istri dan anak-anaknya, kepala keluarga harus bekerja keras menyediakan penghidupan dan memastikan anak dan istrinya sehat dan cukup makan."

    22 Jul 2022

    Mengajarkan kejujuran ke anak

    by: Anci Web

    Zeng Zi adalah seorng murid confusius, pada saat "musim semi dan musim gugur" Zeng Zi tinggal di daerah yg masuk dalam wilayah kerajaan Lu bersama istri dan seorang anaknya.

    Pada suatu haru, Istri Zeng Zi sedang akan berangkat kepasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Belum jauh dia berjalan tiba-tiba putra mereka yang masih berusia 4 tahun menangis dan merengek untuk meminta ikut pergi kepasar.

    Karena anaknya masih cukup kecil dan juga pasarnya cukup jauh dari tempat tinggal mereka maka Ibunya tidak berniat membawa anaknya serta karena hanya akan merepotkan.

    Akhirnya untuk menenangkan putranya itu si ibu berkata, "Kamu tunggu dirumah saja, ibu akan segera kembali. Kalau kamu jadi anak baik dan mau menurut maka nanti pulang ibu akan menyembelih babi yg kita pelihara dirumah kita dan membuatkan makanan lezat untukmu."

    Cara ini ternyata berhasil, anaknya segera menganguk dan kembali masuk kedalam rumah mereka dan membiarkan ibunya berangkat kepasar.

    Ketika sang Ibu kembali dari pasar, Zeng Zi telah kembali pulang dari sawah dan kemudian si anak segera menghampiri ibunya dan menagih janjinya.

    Si ibu berusaha untuk mengulur-ulur waktu dan mengacuhkan permintaan anaknya.

    Zeng Zi kemudian bertanya soal ini pada anaknya yg mengatakan bahwa ibunya berjanji akan menyembeli seekor babi dan memasakan makanan yang lezat untuknya ketika kembali dari pasar.

    Zeng Zi lalu segera pergi kekandang babi dibelakang rumah mereka dan mengambil seekor babi yang mereka pelihara.

    Dimasa itu babi termasuk harta berharga/barang mewah, orang awam umumnya hanya menyembeli babi apabila ada sebuah perayaan khusus semisal acara pernikahan, kelahiran anak, lulus ujian kekaisaran, dsbnya. Memiliki babi didalam rumah/memelihara babi dianggap sebagai sebuah status.

    Melihat hal ini sang istri segera menghampiri Zeng Zi dan berkata, "Suamiku, kita hanya memiliki seekor babi ini saja unutk tahun ini, apabila kau sembelih sekarang maka pada perayaan nanti kita tidak akan memiliki daging yg dapat kita gunakan. Mengapa kamu menanggap serius ucapanku yang hanya kugunakan untuk menenangkan anak kita ?"

    Zeng Zi berkata, "Kita sebagai orang tua tidak boleh berbohong pada anak kita. Mereka masih muda dan mereka biasanya akan mencontoh tindakan orang tuanya, mereka tidak paham instruksi/omongan kita tapi pasti akan mencontoh apa yang kita lakukan pada mereka. Kalau kita membohonginya sekarang maka artinya kita mengajari anak kita untuk menipu orang lain dikemudian hari. Walaupun kamu berkata demikian hanya untuk menenangkannya namun akhirnya dia akan merasa bahwa kamu hanya menipunya dan dia tidak akan lagi dapat mempercayai kata-kata orang tuanya. Jika sudah begitu maka kita akan sangat sulit sekali untuk mengajari anak kita mengenai apa yang baik atau benar dgn apa yang tidak. Sebagai orang tua kita harus memberikan contoh terlebih dahulu sebelum meminta anak kita melakukannya, apabila kita sudah menipunya dan meminta dia untuk jujur apakah mungkin dia akan melakukannya dikemudian hari ?"

    Istri Zeng Zi berpikir bahwa apa yang dikatakan Zeng Zi itu benar, akhirnya dia mau membantu suaminya untuk memotong babi itu dan memasakan sebuah makanan lezat kesukaan anaknya.

    Zeng Zi menunjukan dgn tindakan dan bukah hanya perkataan saja, untuk bisa mengajarkan kebajkan pada semua orang termasuk pada anak-anak, seseorang harus mencontohkan bagaimana hal itu bisa dilakukan.

    Setiap orang tua harus memiliki kredibilitas dan integritas yang sama seperti Zeng Zi karena mereka akan dapat memberikan contoh yg baik dengan tindakan-tindakan mereka dan ini akan berpengaruh pada anak-anak mereka dan juga masyarakat secara luas.

    Confucius berkata, "Tuluslah dan jujurlah dalam berkata-kata, berhati-hatilah dan serius dalam bertindak maka kamu akan dapat hidup diantara manusia barbar, namun jika kamu tidak tulus dan tidak dapat dipercaya serta ceroboh dalam bertindak maka bagaimanakah kamu dapat dihormati bahkan oleh anak-anakmu sendiri ?"

    19 Jul 2022

    Lukman Al-Hakim

    by: Anci Web

    Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang tertangkap perompak laut dan kemudian dijual sebagai budak.

    Pemuda ini kemudian dibeli oleh seorang saudagar kaya yang sangat menyukai ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Dia membeli si pemuda ini karena dilihatnya wajahnya dan tatapan mata si Pemuda yang tidak seperti layaknya budak belian lainnya.

    Pada suatu hari si tuan berkata pada si pemuda untuk menyembelih seekor kambing dan membawakan padanya bagian yg terburuk dari kambing itu.

    Si pemuda melakukan hal tersebut dan kemudian membawakan hati dan lidah dari kambing yg disembelihnya.

    Si tuan kemudian menyuruhnya kembali untuk menyembelih kambing yang lainnya dan membawakan bagian yang terbaik dari kambing itu.

    Si pemuda melakukannya dan kemudian kembali mebawakan hati dan lidah dari kambing kedua yang disembelihnya.

    Si tuan terkejut dan bertanya mengapa si pemuda membawakan hal yang sama sebagai bagian yang terbaik dan terburuk.

    Si pemuda menjawab bahwa orang yang baik maka hati dan lidahnya adalah bagian yang terbaik dari dirinya sedankan orang yang tidak baik maka hati dan lidahnya adalah bagian yang terburuk.

    Si tuan tersenyum dan mengagumi kebijaksanaan dari si Pemuda. Si tuan memberikan kepercayaan sangat besar pada sipemuda ini dan membuatnya menjadi orang yang juga kaya.

    Setelah beberapa belas tahun berlalu si pemuda telah tumbuh menjadi seorang yang dewasa dan kemudian memiliki seorang anak.

    Suatu kali anaknya mengalami dilema dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Dia khawatir mengenai efek dari tindakannya.

    Ayahnya ingin mengajarinya sesuatu mengenai dunia, dia lalu mengajak anaknya pergi berkeliling desa dengan membawa seekor keledai.

    Awalnya sang anak dibiarkan duduk diatas keledai itu dan kemudian si Ayah yang memegang tali kekang keledai dan menuntunnya.

    Ketika mereka melewati pasar didesar itu banyak orang mencibir dan mengatakan bahwa si anak tidak tahu diri bahwa seharusnya si ayahlah yang duduk diatas keledai dan si anak yg berjalan dan menutun keledainya.

    Mereka kemudian pulang dan si ayah berkata bahwa besok mereka akan pergi lagi kepasar didesa itu namun kali ini si ayah yg akan duduk diatas keledai dan sianak yg berjalan.

    Keesokan harinya begitulah mereka pergi ke pasar didesa yang sama, namun kali ini ada lagi orang-orang yg mencibir bahwa si ayah sungguh kejam, anaknya yg masih kecil disuruhnya berjalan dan menuntun keledai sementara dia enak-enakan duduk.

    Mereka kemudian kembali pulang dan si ayah berkata bahwa besok mereka akan pergi lagi kepasar namun kali ini mereka membawa keledai dan tidak akan mendudukinya, dua-duanya akan berjalan kaki sambil menutun keledai.

    Begitulah mereka keesokan harinya kembali ke pasar didesa itu dan keduanya berjalan kaki sambil menuntuun keledai mereka. Lalu ada orang-orang yang mencibir bahwa mereka berdua sungguh bodoh, memiliki keledai tapi tidak ditunggangi malah dituntun sementara mereka berjalan.

    Mereka kemudian kembali pulang dan berkata bahwa besok mereka akan pergi lagi kepasar namun kali ini kedua-duanya duduk diatas keledai mereka.

    Begitulah mereka pergi keesokan harinya kepasar didesa itu dan sekali lagi ada orang-orang yang mencibir betapa kejamnya mereka menyiksa binatang keledai yang tampak kelelahan akibat ditunggangi ayah dan anak itu.

    Setelah selesai kembalilah mereka kerummah.

    Setelah itu sang ayah berkata pada sianak, "Kau lihatlah apapun yg kita lakukan selalu saja ada yg mencibir mengenai tindakan kita. Ketahuilah anakku bahwa di dunia ini tidak ada orang yang akan selalu setuju dgn semua tindakan dan perkataanmu. Akan ada selalu yg mendukung dan tidak mendukung apapun yg engkai lakukan."

    Sang anak kemudian bertanya, "Jika begitu maka apa yang terbaik yg aku harus lakukan ?"

    Sang ayah menjawab, "Sesungguhnya tiada terlepas manusia dari penilaian-penilaian manusia lainnya, maka orang yang berakal tiada mengambil pertimbangan dari hal tersebut melainkan hanya kepada kebenaran saja. Siapa yang mengenal kebenaran maka itulah yg akan ditimbangnya dalam setiap perlakuan dan perkataan."

    Sang anak paham dgn apa yang harus dilakukannya dan tidak lagi memiliki dilema dalam mengambil keputusan.

    Sang anak tumbuh dewasa dan kemudian mencoba mencari penghidupan, dia telah melakukan banyak hal namun tampaknya tidak memberikan hasil. Dia merasa berduka dan khawatir tidak mampu untuk menghidupi dirinya dan keluargannya kelak dan harus meminta-minta pada keluarganya.

    Sang Ayah berkata, "Wahai anakku, carilah rejeki yang halal agar kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiada lah orang yg menjadi fakir itu kalau mereka berusaha kecuali karena 3 hal yaitu tipis imannya, lemah akalnya dan hilang/buruk kepribadiannya. Lebih celaka dari 3 hal tersebut adalah mereka yang menganggap enteng/remeh ketiga hal ini."

    19 Jul 2022

    Strategi perang

    by: Anci Web

  • Jika bisa menang maka seranglah.
  • Jika tidak bisa menyerang maka bertahanlah.
  • Jika tidak bisa bertahan maka menghindarlah.
  • Jika tidak bisa menghindar maka mundurlah.
  • JIka tidak bisa mundur maka seranglah.
  • 22 Apr 2022

    Karma

    by: Anci Web

    Karma itu bukan masalah benar atau salah, karma adalah masalah aksi-reaksi.

    Ada aksi maka akan ada reaksi. Ada sebab maka akan ada akibat. Karma adalah mengenai tindakan dan perbuatan bukan soal baik dan buruk. Baik dan buruk itu manusia yang memberi nilai dan alam tidak pernah memberikan nilai baik dan buruk.

    Sesuatu yg kita anggap buruk mungkin sebenarnya baik dan sebaliknya yang kita anggap baik sebenarnya buruk, baik dan buruk hanya persepsi tergantung bagaimana kita memandangnya.

    Mikroba, bakteri, dan lain sebagainya yang dianggap buruk karena kita melihat dari kepentingan kita, namun jika dilihat dari siklus alam mereka diperlukan untuk recycle materi-materi organik agar kehidupan dapat berjalan normal. Tanpa mereka maka sampah tidak akan membusuk dan tidak ada daur ulang lapisan tanah.

    Karma itu bukan Result melainkan adalah tindakan, bukan hasil akhir tetapi adalah awal tindakan.
    Karma artinya perbuatan/tindakan, Yang terjadi/hasilnya disebut buah dari karma.

    Benih tanaman yang digunakan walaupun sama namun kalau ditanam ditanah yang berbeda hasilnya akan berbeda. Namun proses tumbuhnya dan yang mempengaruhinya akan tetap sama saja.

    Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan maka akan ada akibatnya.
    Dan sekecil apapun hal yang terjadi pasti ada sebabnya.

    19 Jan 2022

    Kebenaran Absolut

    by: Anci Web

    Kebenaran yang absolut adalah hukum alam yang universal, perhatikan bagaimana jalan alam dan adaptasi jalan alam itu dalam kehidupan manusia maka itulah yang absolut.

    Apa yang dianugerahkan langit disebut alam.
    Mengikuti sesuatu yang alami adalah jalan.
    Mengembangkan dan menjelaskan jalan disebut pendidikan.
    Jalan tidak boleh diabaikan meskipun hanya sesaat.
    Jika sesuatu bisa diabaikan maka itu bukan jalan.
    Mengerti hal ini adalah kebijaksanaan, Mengamalkannya adalah kebajikan.

    11 Nov 2021

    The Watchmaker Theory

    by: Anci Web

    Dua orang penjelajah bernama A dan B menelusuri rimba belantara Afrika menemukan taman yang indah ditengah belantara. Namun mereka tidak menemukan siapa pun disitu. Otomotis keduanya bertanya-tanya, lalu siapa yang membuat dan merawat taman ini?

    A
    mengeluarkan teori: Oh, pastilah ada seorang tukang kebun yang bekerja di taman ini!
    B
    menyangkal dan berdebat bahwa hal itu tidak mungkin, sebab bila memang ada, maka siapa dan untuk apa membuat taman di tengah rimba belantara.

    Maka keduanya memutuskan berkemah untuk memuaskan rasa penasaran. Sepanjang malam mereka berjaga dan mengamat-amati untuk menemukan si tukang kebun. Berhari-hari lamanya dan sang tukang kebun tak muncul-muncul-muncul juga. Akhirnya A berkata: oh pastilah si tukang kebun datang dan bekerja dengan bersembunyi-sembunyi! 

    Dan keduanya memutuskan memasang pagar berduri mengelilingi taman itu. Hingga tidak ada satupun orang yang bisa masuk tanpa merusaknya. Kembali mereka menunggu, berjaga dan mengamat-amati berhari-hari lamanya. Namun tak ada satupun orang muncul dan tak ada pula tanda pagar dirusak.

    A pun bingung. Lalu dia menyimpulkan: tidaklah mungkin bahwasanya taman seindah ini ada tanpa ada yang merawatnya, pastilah ada tukang kebun! walau tak-terlihat, tak-terasa, tak-terdengar, tak-teraba, dan tak-terasa oleh panca indra kita!

    B yang lebih bingung lalu bertanya: kalau begitu apakah bedanya tukang kebun yang tak-terlihat, tak-terasa, tak-terdengar, tak-teraba dengan tukang kebun yang tak ada?

    19 Mei 2020

    Bahagia dan Derita

    by: Anci Web

    Apa itu sengsara dan derita?

    Pertama saya tidak memaknai sengsara dan derita sebagai ketiadaan dari bahagia dan sejahtera. Mungkin ada yang akan berkata: Bung, darimana anda tahu anda bahagia kalau anda tak pernah menderita, darimana anda tahu anda susah kalau anda tak pernah senang. Kita tidak perlu menjebak diri dalam dualitas itu.

    Pertama, tentu ketika kita ngomong soal definisi kebahagiaan sebagai rush of emotions, kita bakal terjebak dalam konsep "kebahagiaan" dan "penderitaan" sebagai KONSEP YANG ABSTRAK. Kenapa? Karena pada hakikatnya manusia adalah mahluk berhasrat. dari titik ini kita dapat maknai bahwa kebahagiaan adalah ketika hasrat manusia terpenuhi dan penderitaan adalah ketika hasrat manusia tidak terpenuhi.

    HASILNYA TENTULAH SUBYEKTIF SEKALI!
    Karena pada dasarnya hasrat semua orang berbeda. hasilnya apa yang kita maknai "kebahagiaan" dan "penderitaan" bakal menjadi sesuatu yang semu dan sangat personal. 

    "Penderitaan" dan "kebahagiaan" adalah sesuatu yang obyektif. Bagaimana bisa? karena saya TIDAK MENGANGGAP "kebahagiaan" dan "penderitaan" HANYA SEKEDAR rush of emotions. saya melihat "kebahagiaan" dan "penderitaan" sebagai "WELLNESS OF BEING". dalam artian "kebahagiaan" ada ketika terpenuhinya hakikat seseorang sebagai manusia, hakikat kemanusiaannya, secara obyektif, baik dalam artian fisik maupun mental, dan ketidak bahagiaan adalah ketika WELLNESS OF BEING itu tak terpenuhi.

    Saya persingkat dengan analogi seperti ini: buat saya "Hidup susah dan tidak makan kenyang berhari-hari." itu BUKAN PENDERITAAN!

    PENDERITAAN ADALAH
    ketika seorang janin di aborsi sebelum dia sempat lahir. Hingga dia tidak pernah menjadi manusia. Bukan karena dia tidak punya kesempatan, tapi karena tidak diberi kesempatan. Sama seperti balita kecil yang mengais-ngais bak sampah dan berebut makanan dengan segerombolan anjing hanya untuk hidup. Itulah PENDERITAAN. PENDERITAAN terjadi ketika seorang terjebak dalam keadaan dimana seluruh eksistensinya sebagai manusia turun hingga dia gagal menjadi manusia yang utuh. Keadaan yang tidak manusiawi dan mengingkari hakikatnya sebagai manusia.